Selasa, 12 Januari 2016

Ariestoteles

Biografi Ariestoteles
 Hasil gambar untuk aristoteles

Aristoteles merupakan salah seorang Filosof Yunani, merupakan satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh. Sama saja seperti kakek Plato, Aristoteles-pun sudah sangat tua jika masih hidup sekarang :D, ia lahir 384 SM di Stageira suatu kota di Yunani Utara. Berarti kalau kita hitung, Aristoteles hidup pada hampir 2400 tahun yang lalu. Ya, Aristoteles lahir puluhan abad yang lalu dan meninggal pada 322 SM,  yakni ketika ia berumur 61 atau 62 tahun. Kala itu, Aristoteles dikatakan tengah berada di pembuangan karena didakwa kurang ajar terhadap dewa.

Keluarga dan Masa Kecil Aristoteles

Ayah Aristoteles bernama Nicomachus, ialah seorang dokter Raja Amynta dari Macedonia. Sejak kecil Aristoteles dididik sebagai aristokrat hingga ia berumur 13 tahun, dan beberapa tahun kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademia Plato. Ia menikah dengan Pythias pada masa pengembaraannya sepeninggal Plato. Namun sayanya, Pythias tak lama kemudian meninggal. Aristoteles akhirnya menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Nicomachus.
 

Pembelajaran dan Pengajaran Filsafat Aristoteles

Seperti yang pak tua katakan sebelumnya, membahas Aristoteles akan terkait dengan Plato. Ya, hal ini terjadi karena Aristoteles merupakan salah satu Murid Plato. Aristoteles mulai berguru pada Plato ketika berumur 17 tahun, yakni dengan mulainya ia belajar pada Akademia yang didirikan Plato. Kemudian, saat plato meninggal pada 345 SM, Aristoteles yang telah belajar dan menjadi pengajar di Akademia selama 20 tahun di Akademia memilih untuk pergi mengembara.
Awal pengembaraan Aristoteles adalah pengembaraannya menuju Asia bersama temannya, Xenocrates. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya bersama salah seorang temannya yang lain, Theophratus menuju kepulauan Lesbos, yang kemudian disana mereka mulai mengadakan Riset dan Zoologi.
Dalam pengajarannya, salah satu tokoh besar yang pernah menjadi murid Aristoteles adalah Alexander Agung, Aristoteles menjadi murid Alexander Agung semenjak Aristoteles menerima panggilan raja Philip dari Macedonia pada 342 SM untuk menjadi guru anaknya, ialah Alexander Agung yang saat itu berumur sekitar 13 Tahun. Mungkin, kita akan mengenal sosok Alexander Agung pada tulisan berikutnya.

Karya-Karya Aristoteles

Setelah mengajarkan Alexander yang saat itu masih muda selama sekitar 3 tahun, Aristoteles kembali ke Athena yakni pada sekitar tahun 335 SM kala itu mendirikan perguruan tinggi bernama Lyceum di Athena yang kemudian ia kelola selama sekitar 12 tahun. Selama di Athena inilah Aristoteles sangat produktif menghasilkan berbagai tulisan ilmiahnya, adapun tulisan-tulisan ilmiah Aristoteles pada masa ini kebanyakan berbentuk diklat pembelajaran yang sebenarnya tidak dipublikasikan untuk umum. Beberapa diantara diklat karya Aristoteles yang terkenal adalah Physics, Metaphysics, Nicomachean Ethics, Politics dan Deanima.
Salah satu yang mengagumkan ketika kita berbicara mengenai Karya Aristoteles, ialah Aristoteles memiliki setidak 47 karya yang masih bertahan hingga kini, dari setidaknya 170 Buku yang ia hasilkan. Tak sebatas pada kuantitas karyanya, ditilik dari luasnya jangkauan ilmu dan peradaban yang menjadi bahan kajian dalam karya-karya Aristoteles, ini tidak kalah hebatnya. Karya ilmiah Aristoteles saat itu bisa dikatakan sebagai Ensiklopedia Ilmu, dimana ia menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, fisiologi dan berbagai bidang lainnya. Sebagian dari karya Aristoteles merupakan kumpulan pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang sengaja dibayar untuk menghimpun data-data untuknya, dan sebagian lainnya merupakan hasil dari pengamatannya sendiri.
Sepeninggal Aristoteles, karya-karyanya dibukukan setelah melalui beberapa penyuntingan oleh murid-muridnya. Kemudian karya-karya Aristoteles ini ini di kompilasikan kedalam enam buku yaitu:
  1. Categories.
  2. On Intrepretation.
  3. Prior Analystics.
  4. Posterior Analystics.
  5. Topics.
  6. On Sophistical Refutation.

Pemikiran Filsafat Aristoteles

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan, pertama adalah ketika dia masih belajar di Akademi Plato ialah masa dimana pemikiran Aristoteles masih memiliki kedekatan pemikiran dengan Plato. Kedua adalah ketika ia mengembara. Dan ketiga adalah ketika ia memimpin Lyceum, yakni masa dimana ia menulis karyanya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting.
Terdapat perubahan yang radikal dalam pola pemikiran filsafat Aristoteles. Misalkan, pada pemikiran Plato dimana ia menyatakan realitas tertinggi adalah apa yang kita pikirkan dengan akal kita, maka sangat berbeda dengan pemikiran Aristoteles yang menyatakan realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera atau mata kita
Meski demikian, Aristoteles tidak menyangkal bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, yakni bukan sekedar akal yang masuk dan terbentuk melalui penginderaan mata maupun telinga. Dan akal inilah yang bagi Aristoteles merupakan ciri khas manusia yang membedakannya dengan makhluk hidup lain. Bagi Aristoteles, akal atau kesadaran manusia adalah kosong, sampai ia mengalami sesuatu, sehingga bagi Aristoteles tidak ada Idea-bawaan seperti yang dikemukakan Plato.
Pemikiran Filsafat Aristoteles hingga saat ini menjadi sangat penting. Pengaruhnya-pun terasa hingga kini. Hal ini berkat pemikiran filsafat yang dikemukakan Aristoteles berpangkal pada pengamatan dan pengumpulan data, sehingga dengan sangat baik Aristoteles berhasil menggabungkan (melakukan sintesis) metode empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut diatas.
Pemikiran Filsafat Aristoteles dapat dikatakan sebagai salah pemikiran yang orisinal, ia adalah salah satu penyumbang utama dalam bidang Filsafat Spekulatif.
Aristoteles memiliki pemikiran bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada(eksis), hal ini merupakan pemikiran yang berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda. Pemikiran lain Aristoteles adalah tentang gerak, dimana ia mengatakan bahwa semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak, yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuha

Logika Aristoteles
 Logika Aristoteles ialah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), sebuah metode berfikir yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Walau demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Ada pula silogisme  yang merupakan salah satu kerangka berfikir yang menjadi sumbangsih penting Aristoteles yang dapat digunakan dalam penarikan kesimpulan baru yang tepat dari fakta-fakta yang telah ada. Misalkan terdapat dua pernyataan (premis):
  1. Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
  2. Sokrates adalah manusia (premis minor)
  3. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati.

Berbagai Bidang Pengaruh Aristoteles dalam Ilmu Pengetahuan.

Salah satu julukan untuk Aristoteles adalah bapak ilmu pengetahuan, hal ini ia dapatkan mengingat ia salah satu kemampuan luar biasanya untuk menjadi ahli dan terbaik dalam banyak sekali bidang ilmu pengetahuan, serta prestasinya dalam mengklasifikasikan berbagai ilmu pengetahuan. Aristoteles menulis tentang etika, metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat, hingga konstitusi. Kelebihan yang dimiliki Aristoteles ini menjadikan tak seorang-pun yang lahir sebelum atau setelahnya mampu meniru atau menjadi tandingannya dalam hal ini.
Salah satu pemikiran Aristoteles yang bisa dikatakan sebagai yang paling penting adalah penyelidikannya tentang Teori Logika. Iapun dianggap sebagai salah seorang pendiri cabang filosofi ini. Teori Logika yang menjadi salah satu buah pemikirannya ini jua membuatnya disebut-sebut sebagai Bapak Logika. Sifat logis dalam cara berfikir Aristoteles adalah salah satu hal yang membuatnya mampu untuk melahirkan Teori Logika ini, dan hal inipun yang membuatnya mampu memberikan begitu banyak pada berbagai bidang ilmu pengetahuan. Kemampuan yang ia miliki untuk mengatur cara berfikir membuat Aristoteles mampu berfikir dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, serta membuatnya sulit masuk kedalam pemikiran mistik maupun ekstrim. Aristoteles kebanyakan mengungkapkan pendapat-pendapat praktis, yakni  berupa pemikiran-pemikiran yang mampu di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai istilah dalam berbagai ilmu pengetahuan yang dihasilkan Aristoteles masih banyak digunakan hingga saat ini, sebut saja relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dan masih banyak lagi. Aristoteles jua adalah salah seorang yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukaknya dengan jalan melihat gerhana. Pada bidang bahasa, sepuluh jenis kata yang kita kenal saat ini seperti, nomina, verba, adverbia, preposisi dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikiran Aristoteles. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Di bidang ilmu alam ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.
Aristoteles, akhirnya tidak hanya menjadi salah satu ahli filsafat terbesar sepanjang zaman, iapun dikenal sebagai bapak peradaban barat, bapak ensiklopedi, dan guru-nya para ilmuan. Teori Logika yang ia kemukakan mengenai cara berfikir yang baik, benar, dan sehat membuat namanya bertebaran dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan yang berkembang hingga hari ini, membuat namanya akan begitu dikenal oleh setiap orang yang pernah mengenyam pendidikan.
Dengan segala hal mengagumkan yang dimiliki seorang Arisoteles, ia-pun memiliki beberapa pemikiran yang nampaknya reaksioner atau bertentangan dengan pandangan masa ini. Pemikiran yang merupakan cerminan dari pandangan umum yang berlaku di masa-nya. Seperti, ketika ia mendukung perbudakan, dan atau ketika ia percaya dengan martabat wanita yang lebih rendah daripada laki-laki.
Namun, ada pula beberapa pemikiran mencengangkan dimasa modern ini. Misalkan saja, seperti kalimatnya yang mengatakan:
“Kemiskinan adalah Bapaknya revolusi dan kejahatan” atau “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar